top of page

Kompetisi Demokrasi Kampus

  • Writer: P. A. Ikhsanudin
    P. A. Ikhsanudin
  • Feb 11, 2018
  • 2 min read

Updated: Jun 2, 2018

Meneropong mahasiswa dalam kegiatan keorganisasian kampus menapaki momen demokrasi kampus sebagai sarana pembelajaran berbasis pengalaman yang akan di bekalkan untuk masa dan zaman kedepan.

Kampus, adalah miniatur arena demokrasi negara bagi peminat agenda perpolitikan dalam "Pemira". Yang mana timbul kandidat - kandidat eksekutif, legislatif, dan yudikatif (jika ada). Dengan harapan pemangku jabatan berkomposisi orang - orang ber elektabilitas yang mumpuni, bersinergi, dan bermanfaat bagi mahasiswa lain.

Persaingan tak terhindarkan yang membuat para kandidat memutar otak ciri khas intelektualnya, mahasiswa. Tak di pungkiri bahwa segala usaha bermotif kemenangan, dengan memenangkan suara rakyat terbanyak yang berharapan ada timbal balik atas donasi suaranya.

Dalam praxisnya usaha pemenangan jabatan, para kandidat sekelas mahasiswa tentu mempunyai tim pemenangnya masing - masing, entah dari komunitas murni intra-kampus maupun pengaruh dari ekstra-kampus. Ini menunjukan bahwa pemangku jabatan  di isi oleh pemikiran suatu komunitas dalam masyarakat kampus.

Suatu pandangan ideal bagi saya, dalam pemerintahan kampus, jabatan harus di isi oleh komunitas yang merepresentasikan kepentingan mahasiswa kampus. Jadi dalam hal pemenangan suara harus tertuju pada pilihan yang objektif mahasiswa atas pertimbangan mahasiswa kampus, dan tidak ada upaya rekayasa dan kecurangan.

Mengenai bantuan pemenangan dari omek, bahwa omek adalah tempat di mana mahasiswa yang seharusnya di tempa dengan pembelajaran ekstra dan berpikiran lebih kritis, tentu omek akan mewarnai berjalannya demokrasi kampus dengan harapan mendukung kandidat dengan pertimbangan yang objektif dan memposisikan kadernya di jabatan sesuai dengan elektabilitasnya sebagai prioritas pada kepentingan kemajuan kampus tanpa mendahulukan kepentingan yang bersifat parasit bagi kemajuan mahasiswa kampus dengan mengambil keuntungan sepihak dan yang berimbas merugikan mahasiswa kampus.

Dan bagi mahasiswa yang memilih, gunakan sepenuhnya hak suara anda dengan pertimbangan yang matang, kesadaran dan rasio berpikir untuk membentuk kualitas suara anda. Sebagai kelas yang "berpikir" bukan sepatutnya anda memilih atas pertimbangan emosional, sadarilah betul situasi pemilihan, seperti contoh kasus ketika pemilihan jurusan yang di pertimbangkan adalah kebaikan jurusan bukan kebaikan kelas masing-masing, di tingkat fakultas pertimbangan di fokuskan untuk kebaikan fakultas bukan kebaikan jurusan masing-masing, dst. Sehingga tidak ada alasan penyumbangan suara atas dasar komunal asal untuk pemilihan di tingkat komunal yang lebih luas cakupannya, menyadari bahwasannya sebagai kelas yang "berpikir" dan dapat menahan baper.

pic: pixabay.com

Comments


Join my mailing list

© 2023 by The Book Lover. Proudly created with Wix.com

  • White Instagram Icon
bottom of page